Berbeda Pilihan Itu Biasa

Ustadz H. Ahmad Lutfi Lc. MA
Sebentar lagi akan ada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digelar secara serempak di berbagai daerah, seringkali Pilkada melemahkan dan memecah belah persatuan bangsa hanya karena perbedaan pilihan, padahal bebeda pilihan itu biasa.
Ada sebuah kisah tentang Abu Nawas, seorang penyair Arab yang terkenal cerdas dan lucu, beberapa kali muncul dalam kisah Seribu Satu Malam, hidup di Bagdad pada zaman khalifah Harun Ar-Rasyid, khalifah ke-5 Daulah Abbasiyah.
Abu Nawas pernah dianggap gila dan sesat, karena ia mencari neraka disiang hari dengan lampu minyak ditangannya, undang-undang Baghdad melarang orang gila berkeliaran, karena dianggap berbahaya, seseorang bisa membunuh orang lain atau berbuat asusila dengan berpura-pura gila, oleh karena itu, Abu Nawas ditangkap dan dibawa ke istana untuk disidang.
Sejumlah musuh politik khalifah Harun Al-Rasyid gembira, sebagai salah satu penasehat atau staff khusus khalifah, kegilaan Abu Nawas bisa mereka ‘’goreng’’ untuk menyudutkan wibawa khalifah.
Khalifah Harun Al-Rasyid sangat malu, lalu bertanya dengan nada keras: ‘’Abu Nawas, apa yang kamu lakukan dengan lampu minyak itu siang-siang?’’ dengan tegas Abu Nawas menjawab: ‘’Hamba mencari neraka, paduka yang mulia.’’
Khalifah Harun Al-Rasyid menganggap Abu Nawas sudah benar-benar gila, tetapi abu nawas menyangkalnya, dan mengatakan bahwa orang-orang yang menangkap dan menggiring dirinya ke istana itulah yang gila, lalu khalifah mengumpulkan mereka semua di depan istana, jumlah mereka sangat banyak, Abu Nawas didampingi khalifah mendatangi mereka, lalu berkata:
‘’Wahai kalian yang mengaku waras, apakah kalian selama ini menganggap orang lain yang berbeda pikiran dan pilihan dengan kalian adalah munafik?’’ Mereka menjawab: ‘’Benaaaaar.’’ lalu Abu Nawas bertanya lagi: ‘’Apakah kalian juga yang menyatakan para munafik itu sesat?’’ mereka menjawab: ‘’Betuuuuuul, dasar sesat.’’
Kemudian Abu Nawas kembali bertanya: ‘’Jika mereka munafik dan sesat, apa konsekuensinya?’’ mereka menjawab: ‘’Hai Abu Nawas, kamu gila ya? orang munafik pasti masuk neraka, dasar munafik kamu.’’
Abu Nawas lalu berkata: ‘’Baik, jika saya munafik, sesat, dan masuk neraka, di mana neraka yang kalian maksud itu?, punya siapa neraka itu?’’ sambil mengangkat lampu di tangannya tinggi-tinggi seolah mencari sesuatu, mereka menjawab: ‘’Hai Abu Nawas, tentu saja neraka ada di akhirat, dan itu milik Allah, kenapa kamu bertanya?’’
Kemudian Abu Nawas berkata kepada khalifah Harun Al-Rasyid: ‘’mohon maaf paduka, tolong sampaikan kepada mereka, jika neraka ada di akhirat, dan yang punya neraka itu adalah Allah SWT, kenapa mereka di dunia ini gemar sekali menentukan orang lain masuk neraka?, Apakah mereka itu asisten Allah yang tahu bocoran catatan Allah?, atau jangan-jangan merekalah yang gila?.’’
Khalifah Harun Al-Rasyid tertawa kecil, lalu baginda berkata sambil tertawa: ‘’Abu Nawas, besok siang engkau lanjutkan mencari neraka. Jika sudah ketemu, kau jebloskan orang-orang ini ke dalamnya!.‘’
Jelas sekali, kisah tadi adalah sindiran cerdas seorang Abu Nawas, kepada orang-orang yang dengan mudahnya mencap/menyebut saudaranya sesama muslim sebagai seorang munafik hanya karena berbeda pikiran dan pilihan.
Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya bersabda:
عنْ عِتْبَانَ بنِ مالِكٍ رضيَ اللَّه عنهُ قَالَ: قامَ النبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُصلِّي فَقال: أيْنَ مالِكُ بنُ الدُّخْشُمِ؟ فَقَال رَجُلٌ: ذلكَ مُنافِقٌ لا يُحِبُّ اللَّه ولا رسُولَهُ، فَقَال النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: لاَ تقُلْ ذلكَ، ألاَ تَراه قَدْ قَال لا إلهَ إلاَّ اللهُ يُريدُ بِذَلكَ وجْه اللَّه؟ فَقَالَ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، أَمَّا نَحْنُ، فَوَاللَّهِ، مَا نَرَى وُدَّهُ وَلا حَديثَهُ إِلَّا إِلى المُنَافِقينَ، فقالَ رسولُ اللَّه ﷺ: إنَّ اللَّه قدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ، منْ قَالَ لا إلهَ إلاَّ اللَّه يبْتَغِي بِذلكَ وجْهَ اللَّه. متفقٌ عَلَيْهِ
Yang artinya: Dari ‘Itban bin Malik RA berkata; Nabi SAW berdiri untuk sholat lalu bertanya: “di manakah Malik bin Addukhsyum?”, Lalu seseorang menjawab: “la adalah seorang munafik yang tidak mencintai Allah dan RasulNya.” Kemudian Nabi SAW bersabda: “Janganlah engkau berkata demikian, tidakkah engkau mengetahui, bahwa ia telah mengucapkan La ilaha illallah, yang dengan mengucapkannya ia mengharap keridhaan Allah. lalu orang itu berkata: “Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Adapun kita, demi Allah, kita tidak pernah melihat cintanya dan tidak pula perkataannya melainkan condong kepada kaum munafik. lalu Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan api neraka bagi orang yang mengucapkan La ilaha illallah yang dengan mengucapkan itu mengharapkan keridhaan Allah SWT.” HR. Bukhori dan Muslim
Mari kita tetap menjaga persaudaraan dan persatuan kita dalam setiap Pilkada, jangan sampai mudah terprovokasi dengan hoaks dan ujaran kebencian yang dapat melemahkan dan memecah belah persatuan bangsa, karena kita semua bersaudara, dan karena berbeda pilihan itu biasa, Wallahu A’lam Bisshawab.
Berbeda Pilihan Itu Biasa
Komentar Terbaru